Strategi Indonesia dan Malaysia dalam Hubungan Diplomatik dengan China: Menari dengan Sang Naga – Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia dengan China telah menjadi topik yang menarik perhatian banyak pihak. Kedua negara Asia Tenggara ini memiliki strategi yang berbeda namun saling melengkapi dalam menghadapi kekuatan besar seperti China. Artikel ini akan membahas strategi diplomatik Indonesia dan Malaysia dalam menjalin hubungan dengan China, termasuk latar belakang, pendekatan yang diambil, serta tantangan yang dihadapi. Mari kita jelajahi lebih dalam mengenai strategi diplomatik kedua negara ini dalam menghadapi China.

Baca juga : Pendidikan Terdepan di Universitas Pramita Indonesia Fakultas Terbaik untuk Karier Gemilang

Latar Belakang Hubungan Diplomatik

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan China telah berlangsung sejak lama, dengan berbagai dinamika yang terjadi sepanjang sejarah. Indonesia dan China menjalin hubungan diplomatik resmi pada tahun 1950, namun hubungan ini sempat terputus pada tahun 1967 akibat mahjong wins 3 ketegangan politik. Hubungan diplomatik kembali dibuka pada tahun 1990, dan sejak itu kedua negara terus memperkuat kerja sama di berbagai bidang, terutama ekonomi dan perdagangan.

Malaysia, di sisi lain, menjadi salah satu negara Asia Tenggara pertama yang menormalisasi hubungan diplomatik dengan China pada tahun 1974. Sejak itu, hubungan antara Malaysia dan China terus berkembang, terutama dalam bidang ekonomi dan perdagangan. China kini menjadi mitra dagang terbesar Malaysia, dengan kerja sama yang erat dalam berbagai proyek infrastruktur dan investasi.

Strategi Diplomatik Indonesia

Indonesia mengadopsi pendekatan yang hati-hati dan seimbang dalam menjalin hubungan dengan China. Beberapa strategi utama yang diambil oleh Indonesia antara lain:

  1. Prinsip Netralitas: Indonesia selalu menjaga prinsip netralitas dalam hubungan diplomatiknya dengan China dan kekuatan besar lainnya. Indonesia tidak ingin terjebak dalam rivalitas antara kekuatan besar dan berusaha menjaga jarak yang sama dengan semua pihak.
  2. Kedaulatan dan Keamanan: Indonesia sangat memperhatikan isu kedaulatan dan keamanan dalam hubungannya dengan China. Tindakan tegas diambil jika ada pelanggaran kedaulatan, seperti yang slot gacor terjadi pada insiden di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara.
  3. Kerja Sama Ekonomi: Meskipun berhati-hati dalam isu kedaulatan, Indonesia tetap menjalin kerja sama ekonomi yang erat dengan China. Proyek-proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung adalah contoh nyata dari kerja sama ini.
  4. Diplomasi Multilateral: Indonesia aktif dalam forum-forum multilateral seperti ASEAN dan G20 untuk memperkuat posisinya dalam menghadapi dinamika geopolitik global. Indonesia juga mendukung tata kelola global berbasis aturan dan hukum internasional.

Strategi Diplomatik Malaysia

Malaysia mengadopsi pendekatan yang pragmatis dan fleksibel dalam menjalin hubungan dengan China. Beberapa strategi utama yang diambil oleh Malaysia antara lain:

  1. Pragmatisme Ekonomi: Malaysia sangat mengutamakan pragmatisme ekonomi dalam hubungannya dengan China. China adalah mitra dagang terbesar Malaysia, dan kerja sama ekonomi bilateral terus diperkuat melalui proyek-proyek strategis seperti Belt and Road Initiative (BRI).
  2. Engagement dan Equidistance: Malaysia menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan China dan kekuatan besar lainnya. Malaysia berusaha menjaga jarak yang sama dengan semua pihak untuk melindungi kedaulatan dan kepentingan nasionalnya.
  3. Diversifikasi Ekonomi: Meskipun memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan China, Malaysia tetap menjaga diversifikasi ekonomi dengan mempertahankan hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, dan mitra internasional lainnya.
  4. Tindakan Tegas: Malaysia siap mengambil tindakan tegas jika ada pelanggaran kedaulatan oleh negara lain. Contohnya adalah pengerahan pesawat tempur untuk menghalau pesawat Angkatan Udara China yang mendekati wilayah Malaysia di Serawak pada tahun 2021.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun memiliki strategi yang berbeda, Indonesia dan Malaysia menghadapi tantangan yang serupa dalam hubungannya dengan China. Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:

  1. Isu Kedaulatan: Isu kedaulatan menjadi tantangan utama dalam hubungan dengan China, terutama terkait dengan klaim teritorial di Laut China Selatan. Kedua negara harus menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya sambil tetap menjalin kerja sama ekonomi yang erat dengan China.
  2. Dinamika Geopolitik: Rivalitas antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan China menciptakan dinamika geopolitik yang kompleks. Indonesia dan Malaysia harus mampu menavigasi hubungan dengan kedua kekuatan besar ini tanpa mengorbankan kepentingan nasionalnya.
  3. Ketergantungan Ekonomi: Ketergantungan ekonomi pada China dapat menjadi tantangan jika terjadi ketegangan politik atau ekonomi antara kedua negara. Diversifikasi ekonomi menjadi penting untuk mengurangi risiko ketergantungan yang berlebihan.

Kesimpulan

Strategi diplomatik Indonesia dan Malaysia dalam menjalin hubungan dengan China mencerminkan pendekatan yang hati-hati, seimbang, dan pragmatis. Kedua negara berusaha menjaga kedaulatan dan keamanan wilayahnya sambil tetap menjalin kerja sama ekonomi yang erat dengan China. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Indonesia dan Malaysia terus beradaptasi dengan dinamika geopolitik global untuk melindungi kepentingan nasionalnya. Mari kita nantikan perkembangan lebih lanjut dari hubungan diplomatik kedua negara ini dengan China di masa depan.